Senin, 11 Mei 2009

Business Intelligence

Business Intelligence pertama kali dituturkan oleh Howard Dresner dari lembaga riset Gartner Group pada tahun 1989. Business Intelligence adalah rangkaian aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyuguhkan akses data untuk membantu petinggi perusahaan dalam pengambilan keputusan.
Mengapa perusahaan membutuhkan BI?
BI merupakan sistem dasar bagi hampir seluruh kondisi yang melibatkan pembuatan keputusan bisnis dan formulasi strategi. Secara lebih mendetail, BI memungkinkan perusahaan lebih percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan, yaitu: pertama, tantangan bisnis tanpa henti, yakni penurunan keuntungan, merosotnya pangsa pasar, ancaman pencaplokan bisnis oleh pesaing, atau lainnya. Memang BI tak secara langsung menyelesaikan tantangan tersebut. Namun, BI andal dalam mengidentifikasi suatu solusi dan langkah maju. Caranya dengan menyediakan informasi yang relevan dan mudah digabungkan dengan pengambilan keputusan dan proses formulasi strategi. Hal inilah yang tidak mampu dilakukan oleh sistem komputer lainnya.

Apa saja Manfaat BI?
• Keuntungan
Bagi perusahaan yang telah mengimplementasikan BI, mereka akan mampu menuai keuntungan keuangan dari implementasi tersebut. Dengan struktur implementasi BI yang baik, perusahaan akan cerdas mengadaptasikan tingkat layanan yang ditawarkan demi menjawab kebutuhan pelanggan.
• Pangsa pasar
Salah satu cara efektif menggenjot keuntungan dan stabilitas pasar adalah dengan melebarkan pangsa pasar perusahaan. Di tengah persaingan bisnis yang makin mengganas, monopoli merupakan hal yang beranjak usang karena pebisnis baru terus bermunculan. Mereka selalu berusaha menggerogoti pangsa pasar perusahaan yang telah mapan. Salah satu strategi mereka adalah memangkas harga sebagai strategi mengiming¬imingi pelanggan suatu perusahan agar beralih ke produk mereka.
Jika hal itu terjadi, bagaimana cara perusahaan lain mengantisipasi? Perusahaan dengan keuangan yang lebih stabil tentu akan mampu bertahan, sisanya bisa jadi akan terlibas persaingan. Perusahaan yang mengimplementasikan BI, peluangnya akan lebih besar untuk tetap survive jika mereka mampu bereaksi dengan cepat dan dengan keputusan yang lebih baik mempertahankan pangsa pasar.
• Pengambilan keputusan
Keputusan yang Anda buat harus keputusan yang terbaik dari pilihan yang ada. Kita ambil contoh, Anda mengendarai mobil menuju kantor sembari mendengarkan siaran radio perkembangan lalu lintas. Sang penyiar menuturkan bahwa jalan tempat biasa Anda berbelok macet karena terdapat kecelakaan beruntun. Anda disarankan berbelok di perempatan berikutnya. Anda memperkirakan, jika tetap nekat melewati jalan tersebut, mungkin Anda akan terjebak kemacetan sekitar 25 menit. Sementara itu, pilihan yang disarankan penyiar radio, walau belokannya lebih jauh, tetapi hanya butuh tambahan waktu 15 menit. Berbekal informasi tersebut, keputusan Anda adalah berbelok di perempatan berikutnya dengan pertimbangan, di jalan tempat biasa Anda berbelok, kemacetannya tidak dapat Anda pastikan. Prinsip ini tidak berbeda jauh dengan apa yang dilakukan BI. Yakni mengambil keputusan terbaik berdasarkan informasi yang dimiliki.
arakteristik BI
Sistem BI yang efektif, setidaknya memiliki empat karakteristik, yakni:
1 Tujuan utama
Seluruh sistem komputer memiliki tujuan utama bagi seluruh pengguna sesuai dengan kebutuhan masing¬masing pengguna. Kita ambil contoh perbandingan dengan sistem accounting. Sistem ini memiliki satu tujuan utama, yakni menyajikan laporan keuntungan dan kerugian serta neraca keseimbangan. Sementara itu tujuan utama BI adalah menyuguhkan beragam informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap pengguna yang jelas berbeda. Semisal, direktur keuangan memiliki kebutuhan informasi yang berbeda dengan marketing atau operasional. Namun semuanya memiliki satu tujuan yang seragam, yakni menggapai tujuan bisnis dari perusahaan.
2 Ketersediaan data yang relevan
Poin inilah yang mungkin menjadi hal terpenting dalam sistem BI yang efektif. Sebagai contoh, divisi penjualan terkadang menunda pengiriman barang yang telah dipesan oleh pelanggan karena suatu alasan. Sementara itu, divisi lain baru mengetahui ada masalah penundaan pengiriman barang, lama setelah hal itu terjadi. Tentu saja divisi lain tidak perlu tahu seluruh detail dari penundaan pengiriman barang tersebut. Namun, divisi lain harus tahu informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai dasar pembuatan keputusan atas masalah tersebut. Dalam situasi seperti ini, pembuat keputusan kerap hanya berbekal informasi yang tidak lengkap atau bahkan yang tidak sebenarnya. Namun dengan dukungan BI, ketersediaan data yang relevan akan mampu disuguhkan.
3 Kemampuan utama BI di antaranya:
• Pertama, memberi kemudahan akses informasi terbaru dari bisnis yang berjalan dan peluang yang diproyeksikan. Sejak 40 tahun silam, komputer telah menjadi urat nadi para pebisnis. Sayangnya, beberapa pebisnis tidak dapat mengakses informasi yang mereka butuhkan untuk memahami kondisi bisnis mereka yang sebenarnya. Kebanyakan sistem komputer hanya menyajikan informasi performa bisnis secara dangkal dan melupakan pemahaman informasi yang lebih dalam.
Di sisi lain, sistem BI yang efektif dirancang untuk mengumpulkan informasi yang relevan dan dibutuhkan terkait status bisnis yang berjalan. Informasi tersebut dimanfaatkan untuk menghasilkan proyeksi bisnis untuk diproses. Pemahaman yang lebih mendalam dari informasi itulah yang menjadi dasar pengambilan keputusan. Fungsionalitas merupakan kunci dari karakteristik sistem BI yang meliputi beragam informasi yang tidak hanya terbatas di bidang keuangan, tetapi juga meliputi kapasitas produksi, kualitas produk, hubungan dengan pelanggan, sudut pandang pasar, serta lainnya yang relevan dengan pemahaman yang lebih mendalam untuk memandu arah pada keuntungan bisnis.
• Kedua, kapabilitas untuk melakukan analisis dan memenuhi permintaan pengguna. Aktivitas bisnis dan fungsi yang berbeda membutuhkan pengetahuan dan informasi yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Sebagai contoh, ketika direktur keuangan dan SDM berdebat soal laporan keuangan yang menunjukkan penurunan keuntungan perusahaan dan melesetnya proyeksi bisnis. Respon spontan mereka mungkin berbeda. Direktur keuangan akan menelusuri area bisnis mana yang performanya rendah dan akan memotong biaya terkait. Sementara itu, direktur SDM akan mencari tahu alasan di balik lebih rendahnya performa karyawan dari standar yang diterapkan. Apakah disebabkan menurunnya semangat kerja, training yang amburadul, persaingan antarkaryawan yang tak sehat atau alasan lainnya.
Kedua direktur itu tak hanya berbeda sudut pandang, tetapi juga memiliki kebutuhan informasi yang berbeda. Sistem BI yang efektif harus menyuguhkan analisa dan pemenuhan permintaan pengguna. Bisnis yang sukses membutuhkan wawasan dan pemahaman mendalam bagi seluruh penggunanya dan BI harus mendukung kebutuhan informasi bagi semua orang. Data intinya memang sama, tetapi pemahaman dan interpretasi yang mendalam akan sangat bervariasi sesuai kebutuhan tiap divisi.
4 strukur pendukung
Struktur pendukung di sini tak hanya didominasi sistem komputer. Bagi BI, struktur pendukung tak hanya hardware dan software komputer, tetapi suatu proses yang memungkinkan Anda membuat keputusan yang lebih baik serta merumuskan strategi yang lebih mumpuni untuk menyokong misi dan tujuan bisnis.
Struktur pendukung ini tak hanya menyediakan training, tetapi juga memastikan pengumpulan informasi dan menempatkannya ke sistem penyimpanan BI. Informasi tersebut itulah yang akan dipakai pada saat sekarang dan bukan sekadar file sejarah bisnis.
Pemasangan software ke dalam komputer tak akan menghasilkan sistem BI yang efektif kecuali sekadar mempermanis performa komputer. Hanya ketika informasi yang disimpan ke lokasi penyimpanan BI digunakan sebagai bagian proses manajemen, muncullah manfaat yang sesungguhnya.
Cara untuk mengefektifkan BI adalah menyediakan reporting sesuai kebutuhan dari setiap level organisasi (lihat gambar piramida reporting). Bagian operasional membutuhkan reporting yang disajikan secara tradisional/preformatted. Penyajian laporan ini merupakan penyajian yang paling sederhana dan kurang fleksibel ketimbang reporting untuk level organisasi di atasnya. Untuk manajemen menengah, membutuhkan reporting yang berkemampuan slice and dice (iris dan sajikan) dengan memanfaatkan OLAP. Manajemen menengah ini juga membutuhkan fleksibilitas informasi dengan cara yang kreatif untuk menganalisis masalah yang timbul. Selain itu, dibutuhkan juga keleluasaan untuk menambang informasi dari sistem tanpa bergantung pada programmer.
Level teratas dari piramida reporting adalah manajemen senior yang mungkin hanya butuh dashboard yang menyuguhkan ringkasan informasi yang kritis dalam satu halaman. Namun, hal itu tergantung kondisi organisasi perusahan. Ada pula manajemen senior yang juga membutuhkan detail reporting seperti halnya manajemen menengah.

Istilah Terkait
• CRM (Customer Relationship Management)
Merupakan metodologi, software, dan biasanya dibekali kapabilitas Internet yang membantu perusahaan dalam menjaga hubungan dengan pelanggan secara terorganisasi. Misalnya, sebuah perusahaan membangun database pelanggannya dengan mendetail sehingga manajemen, divisi penjualan, dan divisi pelayanan mampu melayani apa yang sebenarnya diinginkan pelangggan. Seperti produk dan layanan yang ditawarkan, menginventariskan kebutuhan setiap pelanggan, mengetahui produk lain yang biasa dibeli oleh pelanggan dan lainnya.
• SCM (Supply Chain Management)
Adalah kontrol terhadap material, informasi, dan keuangan dalam menangani proses perpindahan produk mulai dari supplier, manufaktur, distributor, pengecer hingga ke konsumen. Tujuan utama dari SCM adalah mengurangi inventori/stok, tetapi dengan asumsi bahwa produk tersedia jika diperlukan.
• ERP (Enterprise Resource Planning) 
Merupakan satu sistem besar dari beragam aktivitas yang didukung aplikasi software multimodul yang membantu pemanufaktur atau perusahaan dalam memanajemen bagian penting dari bisnisnya. Dalam hal ini, termasuk perencanaan produk, pembelian, pengaturan stok produk, interaksi dengan supplier, pelayanan pelanggan, dan penelusuran pemesanan produk. ERP juga bisa meliputi modul aplikasi keuangan dan sumber daya manusia (SDM). Biasanya, sistem ERP menggunakan atau terintegrasi dengan sistem relasional database.
• OLAP (Online Analytical Processing)
Memungkinkan pengguna untuk menganalisis informasi database dari beragam sistem database pada saat bersamaan. Jika relasional database bisa dikatakan dua-dimensional, data OLAP bersifat multidimensional. Artinya, informasi dapat dibandingkan dengan berbagai cara. Semisal, sebuah perusahaan membandingkan data penjualan mobil mereka pada bulan Februari dengan penjualan pada bulan Maret. Kemudian dibandingkan lagi dengan penjualan di kota lain yang menggunakan database berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gunakanlah kata-kata yang baik dan benar!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...